Kejadiananemia pada ibu hamil trimester III dapat di hindari dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan aturan, seain itu juga bisa di dukung degan pemenuhan nutrisi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga menghindari faktor-faktor yang dapat menjadikan resiko ibu hamil untuk terkena anemia. pada Ibu Hamil tentang Tujuandari penelitian ini diketahui pengaruh pemberian tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil yang mengalami anemia di Puskeamas Raja Basa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2014. Rancangan penelitian adalah quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest design . Populasi adalah 56 ibu hamil yang memeriksakan Hb nya. SPOPEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH LOGO PROSEDUR TETAP No Dokumen /K Tanggal Terbit / / No. Revisi A Halaman 01 / 02 Ditetapkan Tablet Tambah Darah (TTD) atau tablet Fe adalah tablet yang mengandung Fe dan asam folat, baik yang berasal dari program maupun mandiri. Pemberiantablet Fe merupakan salah satu strategi pencegahan dan penanggulangan anemia gizi yang paling efektif meningkatkan kadar hemoglobin dan dapat menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 20-25%. Di Kabupaten Sarolangun Desa Pelawan masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet Fe sebesar 14,3% dan tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebesar 25% dengan alasan fesesnya menjadi hitam dan mual. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu AKI merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20% Prawirohardjo,2002. Badan kesehatan dunia World Health Organization/WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. 36% atau sekitar 1400 juta orang dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% atau kira-kira 100 juta orang dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% SKRT 2001. Lautan J dkk 2001 melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 74% menderita anemia, dan 13 42% menderita kekurangan DEFINISI ANEMIA PADA KEHAMILAN Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin Hb dalam darahnya kurang dari 12 gr% Winkjosastro, 2002. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II Saifuddin, 2002. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi Fe untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum Serum Iron = SI dan transferin menurun, kapasitas ikat besi total Total Iron Binding Capacity/TIBC meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari Anemia defisiensi besi pada kehamilan Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Badan kesehatan dunia World Health Organization/WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu Wiknjosastro, 2002. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN1 Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma Kurangnya zat besi dalam makanan Kebutuhan zat besi meningkat Gangguan pencernaan dan absorbsi Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain Umur ibu 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe 1987 menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al 1991 dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar Pendarahan akut Pendidikan rendah Pekerja berat Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi. GEJALA ANEMIA PADA KEHAMILAN Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun anoreksia, konsentrasi hilang, nafas pendek pada anemia parah dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni, gangguan pada masa nifas subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infek­si dan stress kurang, produksi ASI rendah, dan gangguan pada janin abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian peri­natal, dan lain-lain.1 FUNGSI Fe/ZAT BESI Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah hemoglobin. Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin protein yang membawa oksigen ke otot, kolagen protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung, serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan KEBUTUHAN Fe/ZAT BESI PADA MASA KEHAMILAN Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil Manuaba, 2001.2 Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. 4Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam PEMBERIAN TABLET Fe UNTUK MENCEGAH ANEMIA DALAM KEHAMILAN Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia Saifuddin, 2002.2 PENELITIAN PEMBERIAN ASUPAN 90 TABLET BESI PADA IBU HAMIL DI UNIVERSITAS UDAYANA Tujuan Untuk mengetahui efek 90 tablet suplemen besi setara 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat pertablet saat hamil terhadap kejadian anemia dan status besi pada ibu hamil. Materi dan Metode Suatu pelitian quasi-experimental dengan rancangan pretest-posttest dilakukan pada 65 ibu hamil dengan umur kehamilan kurang dari 24 minggu, tidak memiliki riwayat hemorhoid, batuk darah, tukang lambung dan penyakit darah lainnya di wilayah puskesmas Abiansemal Badung. Bahan perlakuan berupa tablet besi dengan kandungan 200 mg Ferus Sulfat setara dengan 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat. Tablet besi diberikan dengan dosis satu tablet perhari dan diberikan selama 13 minggu. Kadar Hb, MCV, MCH, dan MCHC diukur dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan proporsi anemia, kadar MCV < 80 mm3, MCH < 27 pg/sel, dan MCHC < 30 g/dl antara sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan uji t dan uji Z dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil Sekitar 76,93% ibu hamil mengalami defisiensi besi dengan MCH < 27 pg/sel dan 35,28% menderita anemia Hb < 11 g/dl sebelum diberikan suplemen besi. Setelah diberikan suplemen besi sebanyak 90 tablet selama 13 minggu, ibu hamil dengan MCH < 27 pg/sel menurun dari 76,93% menjadi 27,43% dan kejadian anemia menurun dari 35,28% menjadi 9,35%. Secara kuantitatif, rerata Hb, MCH dan MCH juga meningkat secara bermakna p 0,05. Akan tetapi, pada akhir perlakuan masih terdapat sekitar 27% ibu hamil mengalami defisiensi besi dan 9% masih anemia. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari ¾ ibu hamil mengalami defisiensi besi dan lebih dari 1/3 mengalami anemia. Pemberian suplemen besi setara 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat per hari selama 13 minggu dapat menurunkan angka amenia serta meningkatkan status besi ibu hamil, tetapi 1/3 dari mereka masih menderita defisiensi besi dan 9% masih anemia. Oleh kerena itu, adalah sangat penting memberikan asupan besi sejak masa pre-maternal supaya cadangan besi pada saat hamil cukup ArticlePDF AvailableAbstractPenyebab kematian ibu yang ditemukan di DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dll. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan 5 kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi tablet FE yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey korelasional dengan pendekatan cross sectional, metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Jumlah responden sebanyak 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dan rekam medis. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai p value kepatuhan konsumsi tablet Fe p=0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 113 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL 1,2Larasajeng Permata Sari, Siti Nur Djannah 1,2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Submitted 11-5-2020 Revised 13-11-2020 Accepted 10-12-2020 Penyebab kematian ibu yang ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dan lain-lain. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan lima kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi tablet FE yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey korelasional dengan pendekatan cross sectional, metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Jumlah responden sebanyak 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dan rekam medis. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai p value kepatuhan konsumsi tablet Fe p=0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Anemia, Konsumsi tablet FE, Ibu Hamil COMPLIANCE WITH TABLET FE CONSUMPTION IN PREGNANT WOMEN Anemia, Fe tablet consumption, Pregnant women Maternal mortality in Yogyakarta Special Region are caused by heart disease, bleeding, eclampsia, sepsis / infection. Bleeding is still number one causes of maternal death. Pregnancy with anemia are 5 times more at risk of bleeding than who are not. The aims of the research was to determine relationship of consumption of iron tablets with anemia in pregnant women in Kotagede II Yogyakarta Public Health Center. This was a correlational survey research design, a cross sectional approach. The sampling method uses accidental sampling technique. The number of respondents was 77 pregnant women in second and third trimester. The research instrument used questionnaire sheets and medical records. Data were processed by Chi-Square statistical tests. Study found With a significance level of the value p value of compliance with Fe tablet consumption p = 0,000. The conclusion of this study is that there is a significant relationship between Fe tablet consumption with the incidence of anemia at Kotagede II Yogyakarta Health Center. Korespondensi Penulis Larasajeng Permata Sari Jl. Janturan Yogyakarta 55164 email larasajeng29 Quality Jurnal Kesehatan Volume 14, Nomor 2 Tahun 2020 pISSN 1978-4325, eISSN 2655-2434, DOI 114 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality Pendahuluan Sustainable Development Goals SDGs merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka pembanggunan dan perundingan negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium Development Goals MDGs yang telah berakhir di tahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuan, diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang Segala usia, dengan salah satu outputnya mengurangi Angka Kematian Ibu AKI hingga 70 per kelahiran hidup KH pada tahun 2030. Output ini tentunya semakin turun jika dibandingkan target MDGs tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per KH dalam kurun waktu 1990-2015 Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan, 2018 Menurut Dinkes DIY 2017, penyebab kematian ibu yang ditemukan di DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dll. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan 5 kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan Dinkes DIY, 2017 Hasil penelitian Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 50-63%. Prevalensi anemia ibu hamil di DIY pada tahun 2015 sebesar 14,85 % dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 yaitu sebesar 16,09 % dan kembali turun menjadi 14,32 pada tahun 2017. Upaya menurunkan prevalensi anemia ibu hamil harus lebih dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan di DIY. Ibu hamil dengan anemia di Kabupaten Kulonprogo 12,88, Bantul 16,32, Gunung Kidul 16,77, Sleman 8,06, Yogyakarta 30,81 Dinkes DIY, 2017 Peran pemerintah dalam menangani kejadian anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan Kemenkes RI, 2017. Berbagai kebijakan dan program–program yang ada seperti Upaya Perbaikan Gizi Keluarga UPGK, Keluarga sadar gizi KADARZI, pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah dan lainnya. Hasil PSG Pemantauan Status Gizi 2016 mendapatkan hanya 40,2% ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet lebih rendah dari target nasional tahun 2016 sebesar 85% Rahmawati, 2011 Peningkatkan kepedulian masyarakat dengan adanya kematian ibu terhadap kejadian anemia, Bidan mengajak masyarakat untuk mendukung upaya perbaikan gizi pada ibu hamil dengan pemberian tablet penambah darah, makan yang bergizi dan melakukan pemeriksaan rutin. Anemia pada ibu hamil, yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu, terjadi karena ibu hamil mengalami defisiensi zat besi. Oleh karena itu, pemberian tablet tambah darah diharapkan mampu mengurangi kasus anemia pada ibu hamil yang pada akhirnya akan menurunkan risiko kematian ibu Dinkes DIY, 2017 Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran premature, kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Sekitar 41,8 % ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Paling tidak setengahnya disebabkan kekurangan zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika haemoglobin kurang dari 11 gr%/dL Riskesdas, 2016 Menurut Lisma 2017 bahwa ibu yang patuh dalam konsumsi tablet tambah darah tidak mengalami anemia. Kejadian anemia pada ibu hamil trimester III dapat dihindari dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, selain itu juga bisa didukung dengan pemenuhan nutrisi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga menghindari faktor-faktor yang dapat menjadikan resiko ibu hamil untuk terkena anemia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa meskipun sudah patuh mengkonsumsi tablet Fe, tetapi masih terdapat ibu hamil yang mengalami kejadian anemia sebanyak 4 orang 9,5% Lisma, 2017 Peningkatan kebutuhan zat besi pada ibu hamil tersebut tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan, bahkan makanan yang telah mengalami fortifikasi zat besi juga tidak mampu memenuhi kebutuhan ini. 115 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality Oleh karenanya pemenuhan zat besi saat hamil juga tergantung pada dua faktor yaitu cadangan zat besi sebelum hamil dan suplemen zat besi selama kehamilan F, 2011 Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah haemoglobin. Anemia dalam kehamilan menyebabkan ibu tidak mampu menghadapi kehilangan darah dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Anemia juga dapat menimbulkan hipoksia fetal, persalinan premature dan pengaruh terhadap kematian ibu Proverawati, 2011. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 5 Desember 2018 di Puskesmas Kotagede II terdapat 1024 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan pada tahun 2018 namun terdapat 328 orang ibu hamil yang periksa Hb dengan 161 49% orang ibu hamil yang mengalami anemia. Mengingat pentingnya akibat yang bisa timbul oleh anemia selama kehamilan, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Kepatuhan konsumsi tablet FE pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Metode Jenis penelitian kuantitatif menggunakan studi korelasi dengan desain cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hubungan dua atau beberapa variable. Penelitian ini menggunakan survey korelasional yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan menemukan ada tidaknya hubungan tanpa mengetahui hubungan antara tingkat kpeatuhan konsumsi tablet FE dengan kejadian anemia pada ibu hamil Setiawan, 2011 Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dari status ibu dan data primer dengan melakukan pemeriksaan langsung dan memberi kuisioner. Uji validitas penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Januari 2019 di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta dengan responden trimester II dan trimester III. Nomor surat etik Hasil Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta dengan jumlah sampel 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta a. Anemia b. Tidak Anemia Kepatuhan Konsumsi Tablet FE Sumber Data Primer 2019 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 49 orang 63,7 %, namun terdapat kepatuhan konsumsi tablet FE pada ibu hamil yang patuh lebih banyak sebanyak 53 orang 69%, dibandingkan ibu hamil yang tidak patuh sebanyak 24 orang 31%. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet FE dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogtakarta Kepatuhan konsumsi tablet Fe Sumber Data Primer 2019 Berdasarkan tabel 2, dari 53 responden yang patuh konsumsi tablet FE terdapat 11 14,2% yang anemia dan 42 54,5% tidak anemia. Sedangkan 24 respoden tidak patuh dalam konsumsi tablet FE terdapat 17 22,1% yang anemia dan 7 9,2% tidak anemia. Berdasarkan uji Chi Square, pada bagian 116 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality person chi-square terlihat nilai value 0,000 x2. Karena nilai value 0,000 Background Anemia is a condition where the blood hemoglobin level is <11 g/dl. Anemia is often experienced by mothers during pregnancy. The main cause of anemia in pregnant women is due to iron deficiency in the body. This study aims to determine what factors are the main causes of anemia in the working area of Ampel Health Center and Gladagsari Health Center. Poor nutritional status, parity, short pregnancy intervals are believed to be the biggest contributors to the incidence of anemia in pregnant women. Methods This study used secondary data with a cross sectional design. Chi Square test is used in statistical testing. Study involved Ampel Health Center 193 samples and Gladagsari Health Center 246 samples. The variables studied were the age of pregnant women, distance between pregnancies, parity, nutritional status, Antenatal Care and adherence to Fe tablet consumption. Results The results showed that nutritional status gestational distance parity and age of pregnant women had a significant relationship with the incidence of anemia in Ampel Health Center < Gladagsari Health Center samples showed different results where nutritional status gestational distance parity adherence to Fe tablet consumption and age of pregnant women had a significant relationship with the incidence of anemia < 0, 05. Maternal nutritional status during pregnancy is the highest cause of anemia, many steps can be taken to improve the nutritional status of pregnant women, one of which is the provision of additional food. Conclusion Education of health workers about the importance of consuming Fe tablets for women of childbearing age WUS and pregnant women and self-compliance play an important role in preventing anemia during pregnancy.

pemberian tablet fe pada ibu hamil menurut who